Selasa, 16 Juni 2009

PERENCANAAN (PLANNING)

Oleh : Abdul Khaliq
Sebelum menjelaskan lebih jauh tentang perencanaan (planning) alangkah lebih baiknya akan dijelaskan terlebih dahulu tentang manajemen.
A. Definisi Manajemen
Di dalam menjalankan roda organisasi diperlukan adanya manajemen. Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Sedangkan Masie menyebutkan manajemen adalah menjalankan sesuatu melalui orang lain. Sejalan dengan itu menurut Marry Foker Follett yang dikutip oleh Stoner menyebutkan manajemen adalah seni untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan melalui orang-orang.
Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Pengertian manajemen banyak disampaikan oleh para ahli, namun dalam materi ini hanya akan disampaikan beberapa pendapat ahli manajemen :
1. H. Koontz & O, Donnel dalam bukunya “Principles of Management” mengemukan sebagai berikut: “manajemen berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain” (Management involves getting things done thought and with people).
2. Mary Parker Folllett mendefinisikan “manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
3. George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management” menyampaikan pendapatnya: “manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya” (Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science and art, and followed in order to accomplish predetermined objectives)
4. James A.F. Stoner dalam bukunya “Management” mengemukakan “manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan”
B. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
Banyak sekali ahli yang mengemukakan tentang fungsi manajemen ini. Ambil contoh misalnya George R. Terry. Dia menyebutkan bahwa fungsi manajemen terdiri dari:
1. Planning (Perencanaan)
2. Organizing (Pengorganisasian)
3. Actuating (Penggerakkan)
4. Controlling (Pengawasan).
C. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah salah satu fungsi dari manajemen, yang merupakan penjabaran dari tujuan, misi dan sasaran organisasi atau lembaga dan menjadi dasar bagi proses fungsi-fungsi manajemen lainnya (organisasi).
Kadarman dan Yusuf menyatakan perencanaan adalah menentukan sasaran yang ingin dicapai, tindakan yang seharusnya dilaksanakan, bentuk organisasi yang tepat untuk mencapainya dan orang-orang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Sedangkan Handoko menyatakan bahwa perencanaan adalah peralihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilaksanakan, kapan bagaimana dan oleh siapa, dengan memperhatikan kondisi masa yang akan datang dan kondisi saat sekarang ketika perencanaan dibuat.
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan lembaga secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan lembaga tersebut. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen)
Planning dapat juga didefinisikan sebagai “keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Administrative planning meliputi segala aspek kegiatan dan meliputi seluruh unit organisasi, sedangkan managerial planning bersifat deparmental dan operasional. Administrative planning merupakan hasil pemikiran dan penentuan yang bersifat garis besar, sedangkan managerial planning bersifat lebih khusus dan terperinci (mendetail). (Sondang P. Siagian)
Apabila definisi tersebut diteliti, bahwa planning sebagai fungsi organik manajemen merupakan perumusan yang teliti daripada kebijaksanaan-kebijaksanaan mengenai berbagai aspek serta kegiatan termasuk penggunaan resources dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dirumuskan dalam suatu rencana mencakup struktur organisasi yang hendak diciptakan, pengadaan serta penggunaan tenaga kerja, sistem dan prosedur yang hendak dipergunakan serta alat-alat lainnya yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan-kegiatan tersebut.
Melihat pengertian-pengertian yang diberikan di atas, menjadi jelas bahwa rencana adalah satu keputusan. Karena itu merupakan suatu keputusan maka kegunaannya baru akan terlihat setelah dilaksanakan. Rencana an sich belum berarti banyak meskipun berhasil dibuatnya suatu rencana yang baik sudah merupakan bagian penting dari proses administrasi dan manajemen sebagai keseluruhan.
Jadi perencanaan merupakan usaha rasional yang dilakukan manajer dalam menetapkan arah masa depan organisasi sembari membuat berbagai kebijakan serta strategi yang konstruktif dalam mencapai tujuan akhir organisasi.
D. Tujuan Perencanaan
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan sebagai berikut:
1. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun bawahan non manajerial. Dengan rencana, bawahan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.
2. Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.
3. Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, bawahan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.
4. Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan. (F. Delmar and S. Shane)
E. Macam-Macam Perencanaan
Suatu perencanaan dapat dilihat dari 4 sudut pandangan, yaitu: Tingkatan manajemen, Jangka waktu, Daerah berlakunya, Materi perencanaan.
Dari sudut tingkatan manajemen, kita mengenal: Perencanaan Kebijaksanaan Dasar (Policy Planning atau Administrative Planning), adalah perencanaan yang memuat tentang garis besar kebijaksanaan (policy) dari seluruh kegiatan organisasi. Perencanaan kebijaksanaan dasar ini dibuat oleh pimpinan pada tingkatan top management atau manajemen puncak.
Perencanaan Program (Program Planning atau Managerial Planning), adalah perencanaan untuk menterjemahkan kebijaksanaan dasar tersebut di atas ke dalam program-program untuk dilaksanakan. Perencanaan program disusun oleh pimpinan atau manajemen menengah. Sedangkan perencanaan operasional (Operational Planning), adalah perencanaan pada tingkat terakhir yang dibuat oleh pimpinan tingkat rendah atau tingkat pertama untuk melaksanakan program kerja di lapangan.
Selanjutnya dari sudut masa berlakunya sebuah rencana, atau berdasarkan tahapannya, kita mengenal: Perencanaan jangka pendek, yang biasanya berlaku dalam satu, dua, tiga, empat, dan lima tahun.
Perencanaan jangka panjang, yang biasanya dibuat untuk jangka waktu 10 tahun atau lebih. Perencanaan tahunan, yang dibuat untuk satu tahun dan merupakan program pelaksanaan dari pada perencanaan jangka pendek.
Sedangkan berdasarkan daerah berlakunya, kita mengenal perencanaan yang dibuat secara internasional (antar bangsa), nasional (di dalam sebuah negara), regional (antar wilayah), dan lokal (daerah). Di dalam tata pemerintahan di Indonesia, kita mengenal urutan sebagai berikut: nasional (pusat), propinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan, dan sebagainya.
Berdasarkan materi perencanaan, kita mengenal bidang-bidang seperti: perencanaan keamanan dan ketertiban, pendidikan, industri, kebudayaan, perdagangan, keuangan, tata kota, dan sebagainya. Yang juga termasuk di dalam pembuatan rencana, tetapi adakalanya dipisahkan tersendiri adalah masalah-masalah penyusunan budget (biaya), standar, dan program atau acara kerja.
Sehingga secara lebih luas lagi sesungguhnya perencanaan dapat dirumuskan sebagai penetapan tujuan, kebijaksanaan dasar, prosedur, budget, standar, dan program dari suatu organisasi. Adapun kegiatannya meliputi: menetapkan peraturan-peraturan dan pedoman-pedoman pelaksanaan tugas, menetapkan biaya dan pemasukan yang diharapkan serta rangkaian tindakan yang akan dilakukan di masa depan.
F. Ciri-Ciri Perencanaan
Agar rencana yang dibuat dapat mencapai hasil yang maksimal, maka harus mengetahui terlebih dahulu berbagai ciri sebagai berikut:
1. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami tujuan organisasi.
3. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami teknik-teknik perencanaan.
4. Rencana harus disertai oleh suatu perincian yang teliti. Artinya rencana harus diikuti oleh “Programming” dimana secara terperinci dan mendetail.
5. Rencana tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksanaan.
6. Rencana harus bersifat sederhana, sederhana disini berarti bahwa susunan rencana itu harus sistematis, prioritas jelas terlihat, bahasa yang dipergunakan mudah dipahami, semua kegiatan pokok yang akan dilaksanakan sudah tercakup.
7. Rencana harus luwes. Meskipun pola dasar rencana harus bersipat permanen dan tidak berubah akan tetapi tergantung atas keadaan yang dihadapi harus terdapat kemungkinan perubahan-perubahan atau penyesuaian-penyesuaian.
8. Didalam rencana terdapat tempat pengambilan resiko.
9. Rencana harus bersipat praktis (Pragmatis). Artinya suatu rencana harus dapat dicapai (attainable) dengan memperhitungkan tujuan, faktor lingkungan dan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin timbul dimasa depan
10. Rencana harus merupakan “foracasting”. Mengingat bahwa rencana akan dilaksanakan dimasa yang akan datang, maka rencana itu harus merupakan peramalan atas keadaan yang mungkin dihadapi.
G. Kegiatan Perencanaan
T. Hani Handoko dalam buku Manajemen menuliskan ada dua kegiatan yang mutlak dilakukan seorang manajer dalam perencanaan (planning) yakni: “Pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategis, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan”. (T. Hani Handoko)
Sedangakan pendekatan yang sering dipakai dalam membuat perencanaan yang baik adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan-pertanyaan penting. Pertanyaan itu sering disebut dengan istilah “5 W + 1 H”, sebagaimana yang ditulis oleh George R. Terry dalam buku Prinsip-prinsip Manajemen yakni: “Mengapa (Why), Apa (What), Dimana (Where), Kapan (When), Siapa (Who) dan Bagaimana (How)”. (George R. Terry)
Keenam pertanyaan di atas harus dijawab dan dimasukkan dalam perencanaan yang ditulis secara global. Daftar urutan pertanyaan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Mengapa (Why), hal ini terkait dengan signifikansi/perlunya suatu kegiatan akan dilaksanakan yang berupa argumentasi.
2) Apa (What), menunjukkan akan jenis atau macam kegiatan yang akan diselenggarakan nantinya.
3) Dimana (Where), berkaitan dengan persoalan lokasi atau tempat dimana suatu kegiatan akan dilaksanakan.
4) Kapan (When), dalam setiap perencanaan juga harus memperhatikan akan waktu pelaksanaan, dari permulaan hingga akhir berakhirnya suatu agenda diselenggarakan. Dalam hal ini perlu disusun dalam sebuah jadwal yang spesifik.
5) Siapa (Who), yang akan mengerjakan. Ini semua harus jelas dalam rangka memudahkan untuk menentukan bidang keahlian (skill) apa saja yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas kegiatan tersebut agar berhasil sukses.
6) Bagaimana (How), pertanyaan ini berkaitan erat dengan cara melaksanakan seluruh rencana yang telah disusun sebelumnya. Ini merupakan kunci utama dalam rangka mencapai kesuksesan/keberhasilan suatu rencana.
Dengan terjawabnya seluruh persoalan di atas, maka telah tersusun pula konsep perencanaan yang bersifat idealistik. Tetapi disisi lain manajer juga harus menyadari akan segala keterbatasan yang dimiliki, sebab semua orang tidak ada yang sempurna. Maka seluruh perencanaan tersebut haruslah didasari cara berfikir yang realistik dan pragmatik dalam rangka mencapai hasil yang ideal.
Dalam rangka memadukan kedua paradigma berfikir di atas, maka dalam membuat sebuah perencanaan haruslah dilakukan penelitian terlebih dahulu. Penelitian dimaksudkan dalam rangka mengetahui secara lebih mendalam tentang seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki dalam rangka melaksanakan suatu kegiatan. Sehingga dengan demikian seluruh rencana yang dibuat betul-betul disusun berdasarkan realita dan pertimbangan yang matang bukan atas impian dan khayalan belaka.
H. Elemen Perencanaan
Perencanaan terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana itu sendiri (plan). Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan. Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya. (R. Molz)
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
I. Sasaran Perencanaan
Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (stated goals) dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas. Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder lembaga. Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh lembaga. Sasaran riil hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.
J. Pedoman Perencanaan
Karena sebuah rencana dibuat untuk kemudian dilaksanakan, maka penyusunannya harus mengingat beberapa patokan atau pedoman utama, yakni: Kemampuan, Kondisi dan situasi, Tanggung jawab, dan Kerjasama.
Perencanaan harus disesuaikan dengan kemampuan yang ada: sumber-sumber yang tersedia, kamampuan tenaga pelaksana, sumber keuangan, bahan-bahan yang dimiliki, dan sebagainya. Sebuah rencana yang dibuat tanpa mengingat kemampuan untuk mencapainya, maka mudah kandas di tengah jalan.
Kondisi dan situasi masyarakat di mana sebuah usaha akan dilakukan perlu juga menjadi pertimbangan. Termasuk dalam hal ini adalah kondisi sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Misalnya kemampuan daya beli masyarakat dan kesenangan terhadap barang yang akan diproduksi.
Perlu pula dipertimbangkan besar kecilnya tanggung jawab yang akan dipikul oleh masing-masing petugas, baik terhadap organisasi maupun terhadap masyarakat (tanggung jawab sosial). Apakah usaha tidak akan mengganggu kenyamanan masyarakat dan lingkungan.
Yang juga harus dipertimbangkan adalah gambaran akan mudah tidaknya terjadi kerjasama yang baik antara orang-orang yang menduduki bagian-bagian organisasi yang akan dijalankan.
K. Hubungan Perencanaan dengan Research
Seperti telah dikatakan di muka, perencanaan adalah proses pemikiran yang matang serta penentuan daripada kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang. Telah dikatakan pula bahwa pada hakikatnya, rencana adalah suatu keputusan. Jika demikian halnya, maka proses perencanaan itu hanya mungkin dijalankan dengan baik apabila administrasi dan manajemen sebelum melaksanakan fungi perencanaan itu mengumpulkan data-data dan fakta-fakta selengkap mungkin. Data-data yang dikumpulkan perlu dianalisa dan dihubungkan dengan situasi yang dihadapi dan mungkin akan dihadapi di masa depan, baik situasi politik, sosial, keamanan maupun, terutama yang bersifat ekonomi.
Dengan perkataan lain, sebelum administrasi dan manajemen membuat rencana, sebagai fungsi organik daripadanya, terlebih dahulu diperlukan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendahuluan yang bersifat research. Pentingnya pelaksanaan research sebagai pendahuluan dari proses perencanaan tidak hanya terbatas pada pengumpulan data-data dan fakta-fakta. Yang lebih penting lagi ialah bahwa dengan mengadakan research secara langsung berbagai tingkat organisasi sejak semula diikutsertakan dalam proses planning itu. Jika hal ini terjadi, maka di dalam pelaksanaan rencana yang dibuat, rasa tanggung jawab para pelaksana yang berada pada tingkat operasional akan menjadi bertambah besar, karena mereka akan merasa bahwa rencana itu adalah rencana mereka sendiri. Hal ini akan menjadi pelaksanaan yang lebih baik. Perencanaan yang tidak didahului oleh research besar kemungkinan hanya akan merupakan keputusan yang oleh orang banyak dikatakan sebagai suatu rencana “yang hanya baik di atas kertas”. Dalam pengertian yang sebesar-besarnya, tidak ada rencana yang baik, kalau hanya baik di atas kertas, karena rencana yang demikian tidak memenuhi persyaratan suatu rencana yang baik.
KESIMPULAN
Perencanaan merupakan usaha rasional yang dilakukan manajer dalam menetapkan arah masa depan organisasi sembari membuat berbagai kebijakan serta strategi yang konstruktif dalam mencapai tujuan akhir organisasi.
Tujuan Perencanaan adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun bawahan non manajerial, mengurangi ketidakpastian, meminimalisir pemborosan; serta untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian.
Suatu perencanaan dapat dilihat dari 4 sudut pandangan, yaitu: Tingkatan manajemen, Jangka waktu, Daerah berlakunya, Materi perencanaan.
Ciri-Ciri Perencanaan haruslah; mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami tujuan organisasi, dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami teknik-teknik perencanaan, disertai oleh suatu perincian yang teliti, tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksanaan, bersifat sederhana, luwes, bersipat praktis (Pragmatis).
Kegiatan perencanaan meliputi “5 W + 1 H”, yakni: “Mengapa (Why), Apa (What), Dimana (Where), Kapan (When), Siapa (Who) dan Bagaimana (How)”.

DAFTAR PUSTAKA
Fayol, Henri, General and Industrial Management, (Isaac Pitman and Sons, 1986)

F. Delmar dan S. Shane, “Does Business Planning Facilitate the Development of New Ventures” Strategic Management Journal, December 2003.

Handoko, T. Hani, Manajemen, Edisi 2, (Yogyakarta: PT. BPFE, 2000)

_______, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, (Yogyakarta: PT. BPFE, 1999)

http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen, diakses tanggal 8 April 2008

http://organisasi.org/fungsi_manajemen_perencanaan_pengorganisasian_pengarahan_pengendalian_belajar_di_internet_ilmu_teori_ekonomi_manajemen,diakses tanggal 8 April 2008

http://studyinaustralia.gov.au/Sia/id/WhyAustralia/AQF.htm, diakses tanggal 8 April 2008

http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=11&fname=eko206_07.htm,diakses tanggal 8 April 2008

http://www.feunpak.web.id/jima/wony.txt, diakses tanggal 8 April 2008

http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan_(manajemen), diakses tanggal 8 April 2008

http://www.isi-ska.ac.id/elearning/etno/pertemuan5/materi5.html, diakses tanggal 8 April 2008

James. AF Stoner, Management, Edisi II, (New York: Prentice Hall International, Inc. Englewood Cliffs, 1988)

Kadarwan, AM dan Yusuf Udayana, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Penerbit APTIK dan Gramedia Pustaka Utama, 1999)

Koont, H. C. O Donnel, Principle of Management, (New York: Mc Graw Hill Book Company, 1986)

Masie J.I., Manajemen. (Jakarta: Penerbit Intermedia, 1999)

R. Molz. “How Leaders Use Goals.” Long Range Planning. Oktober 1987

Siagian, Sondang P., Filsafat Administrasi, (Jakarta: Gunung Agung, 2000)

Taylor, F. W., The Principle of Scientific Management, ( Harper and Bros, 1987)

Terry, George R., Prinsip-prinsip Manajemen, diterjemahkan oleh J. Smith D.F.M, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar